Uji tanda (sign test) merupakan uji statistik non-parametrik yang sederhana dan
merupakan uji non-parametrik yang paling awal digunakan. Dinamakan “Uji Tanda”
karena hasil pengamatan didasarkan atas tanda ( positif atau negatif ) dan bukan
pada besarnya nilai numerik. Uji tanda berfungsi pada penelitian dimana :
a. Pengukuran kuantitatif tdk mungkin
atau tdk dapat dilakukan.
b. Unit observasi adalah data pasangan
yg masih mungkin ditentukan tingkatannya berdasarkan hubungan antara
kedua pasangan.
c. Dapat diterapkan pada kasus dua
sampel berhubungan dgn asumsi bahwa terjadinya perbedaan karena adanya dua
kondisi yg berbeda.
Prinsip-Prinsip Uji Tanda :
- Variabel
yg diamati memiliki selisih distribusi observasi.
- Unit
observasi tdk selalu ditarik dari satu populasi yg sama , tetapi (pasangan
observasi bisa berasal dari populasi yg berbeda).
- Tiap
subyek dipasangkan sedemikian rupa sehingga memberi kesamaan (ciri
tertentu sma) dan berlaku sebagai pengontrol terhadap dirinya sendiri.
Syarat Penggunaan Uji tanda
:
- Pasangan
hasil pengamatan yg sedang dibandingkan bersifat independen.
- Masing-masing
pengamatan dalam tiap pasang terjadi karena pengaruh kondisi yg serupa.
- Pasangan
yg berlainan terjadi karena kondisi yg berbeda.
A. Prosedur Pelaksanaan Uji Tanda dengan Sampel Kecil
a)
Menyatakan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
b)
Memilih taraf nyata (mis. 5%,1%,10%)
c)
Menghitung frekuensi tanda
d)
Menentukan tanda beda antara pasangan observasi
e)
Menentukan probabilitas hasil sampel yang Diobservasi
f)
Penarikan kesimpulan statistik tentang hipotesis nol.
Menerima H0 jika
probabilitas sampel atau menolak H0
dan menerima H1 jika
probabilitas hasil sampel.
Contoh 1 :
PT. Rimba Raya ingin mengembangkan
alat pemotong kayu baru untuk mengolah kayu pada industri hilirnya. Perusahaan
tersebut ingin melihat apakah alat baru tersebut lebih bagus dari alat lama
yang telah digunakan. Dalam hal ini perusahaan tidak tertarik pada tingkat
efisiensi penggunaan alat. 10 pekerja dipilih secara acak untuk menguji alat.
Setiap pekerja yang menggunakan satu alat lama dan memberikan nilai 1-10 dimana
(1) sangat tidak bagus dan (10) sangat bagus. Kemudian bekerja disuruh
menggunakan alat baru dengan memberikan nilai 1-10, dimana (1) sangat bagus dan
(10) sangat tidak bagus. Dari ilustrasi di atas apakah terdapat perbedaan nyata
pada kedua alat pemotong kayu tersebut?
Berikut Tabel Data Hasil Pengamatan
:
Pekerja
|
Alat Baru
|
Alat Lama
|
Tanda Beda
(x-y)
|
A
|
5
|
6
|
-
|
B
|
8
|
5
|
+
|
C
|
9
|
1
|
+
|
D
|
7
|
6
|
+
|
E
|
5
|
6
|
-
|
F
|
10
|
4
|
+
|
G
|
6
|
3
|
+
|
H
|
8
|
8
|
0
|
I
|
4
|
7
|
-
|
J
|
9
|
7
|
+
|
n= jumlah observasi yang relevan
= jumlah tanda positif + jumlah tanda negatif
= 6 + 3
= 9
r = jumlah tanda yang paling
sedikit
= 3
|
Penyelesaian :
ΓΌ Prosedur Uji
Tanda
a)
Menyatakan hipotesis nol (H0) dan hipotesis
alternative (Hi)
H0 : p = 0,5 (alat baru tidak lebih bagus dari alat lama)
Hi : p > 0,5 (alat baru lebih bagus dari alat lama)
Dimana p adalah probabilitas adanya penggunaan alat yang lebih baik
b)
Memilih taraf nyata
Taraf nyata adalah 
c)
Menghitung frekuensi tanda
Dari data di atas diperoleh 6 tanda positif, 3 tanda negative, dan 1
tanda 0
d)
Menentukan tanda beda antara pasangan frekuensi
Untuk tanda beda ini sudah tertera pada Tabel Data Pengamatan
e)
Menentukan probabilitas hasil sampel yang diobservasi.
Dari data diperoleh n = 9 da r = 3, maka dari tabel binominal diperoleh
hasil bahwa :
n = 9 pada p = 0,50
r0 = 0,0020
r1 = 0,0176
r2 = 0,0703
r3 = 0,1641
f)
Penariakan kesimpulan
Menerima H0 jika
probabilitas sampel, menolak H0 dan
menerima Hi jika
probabilitas sampel
Dari hasil di atas diperoleh bahwa 0,05 < 0,2540, yang berarti terima
H0. Maksudnya adalah alat pemotong kayu baru memiliki perbedaan
nyata terhadap alat pemotong kayu yang lama atau dengan kata lain alat baru
dapat layak atau dapat menggantikan alat baru.
Contoh 2 :
Nilai rasa oleh 10 konsumen ayam goreng yang dimasak dengan resep lama
dan ayam goreng yang dimasak dengan resep baru (10 menunjukan “rasa sangat
enak”, dan 1 menunjukan “rasa sangat tidak enak”)
NILAI RASA
|
Konsumen
|
Resep Lama (x)
|
Resep Baru (y)
|
Tanda Pendekatan (y-x)
|
Ali
Budi
Cindy
Dedi
Eli
Finrah
Gading
Herry
Indri
John
|
3
5
3
1
5
8
2
8
4
6
|
9
5
6
3
10
4
2
5
6
7
|
+
0
+
+
+
-
0
-
+
+
|
n = jumlah observasi yang relevan
= jumlah tanda positif + jumlah tanda negatif
= 6 + 2
= 8
r
= jumlah tanda yang paling sedikit
= 2
|
Penyelesaian :
ΓΌ Prosedur uji
tanda
i.
Menyatakan hipotesis nol (H0) dan hipotesis
alternative (Ha)
H0 : p = 0,5 (resep baru tidak memberikan rasa lebih enak
dari pada resep lama)
Ha : p > 0,5 (resep baru memberikan rasa lebih enak dari
pada resep lama)
Dimana p adalah probabilitas adanya
perbaikan rasa
ii.
Memilih taraf nyata
Taraf nyata adalah
= 0,05
iii.
Menghitung frekuensi tanda
Dari data di atas diperoleh 6 tanda positif, 2 tanda negative, dan 2
tanda 0
iv.
Menentukan tanda beda antara pasangan frekuensi
Untuk tanda beda ini sudah tertera pada Tabel Data Pengamatan
v.
Menentukan probabilitas hasil sampel yang diobservasi.
Dari data diperoleh n = 8 da r = 2, maka dari tabel binominal diperoleh
hasil bahwa :
n = 8 pada p = 0,50
r0 = 0,0039
r1 = 0,0312
r2 = 0,1094
r3 = 0,1445
vi.
Penariakan kesimpulan
Menerima H0 jika
probabilitas sampel, menolak H0 dan
menerima Ha jika
probabilitas sampel
Karena dalam contoh kita, 0,05 < 0,1445, maka kita menerima hipotesis
nol resep baru tidak bisa dikatakan sebagai perbaikan rasa atas resep lama.
(resep baru = resep lama tidak berbeda)
B. Prosedur Uji Tanda dengan Sampel Besar
Jika jumlah sampel cukup besar, dan
jika pendekatan normal menerima terhadap distribusi binominal, maka aturan
pengambilan keputusan yang berlaku sesuai dengan aturan distribusi Z dimana
rasio kritis (CR dari nilai Z) dihitung sebagai :
CR = 
Dimana
:
R
= jumlah tanda positif
n = jumlah pasangan observasi yang
relevan
Contoh :
Anggaplah bahwa dalam soal no.2 terdapat 33 konsumen di dalam sampel.
Asumsikan pula bahwa hasil berikut telah diperoleh
Beda bertanda + = 18
Beda bertanda - = 12
Beda bertanda 0 = 3
Total = 33 n = 33
Penyelesaian :
Jika taraf nyata
sebesar 0,05 digunakan, aturan pengambilan keputusan dapat dinyatakan dengan
format yang berupa sebagai berikut :
Terima H0
jika CR ≤ 1,64 atau tolak H0 dan terima Ha jika >
1,64.
Rasio kritis dihitung sebagai berikut :
CR = 
CR = 
CR = 
= 1,095
Karena 1,095 < 1,64
maka hipotesis nol akan diterima dalam hal ini kesimpulannya menjadi, tidak
terjadi perbedaan nyata antara nilai rasa kedua resep tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Suprianto. Statistik : Teori dan Aplikasi Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga, 2001
________. Metode Statistik. Palembang : Universitas PGRI Palembang, 2012